Batu akik adalah batu permata yang dijadikan hiasan baik dijadikan sebagai mata cincin maupun liontin. Batu akik sudah terkenal sejak jaman dahulu, bahkan batu akik dipercaya mempunyai kasiat tertentu menurut jenisnya. Pada zaman sekarang ini batu akik banyak diburu dan jadikan investasi karena nilai jualnya yang cukup tinggi, dan itupun berlaku bagi batu akik yang sudah ada sejak dulu maupun varian baru.
Pada akhir-akhir ini batu akik juga sangat digemari baik dari kalangan muda hingga yang sudah tua, berbeda dengan zaman dahulu yang hanya dipakai oleh para orang tua. Hal itu dikarenakan apabila ada yang memakai batu cincin atau akik akan di ledek kaya dukun. Padahal bukan itu fungsi utama dari batu akik melainkan adalah penghias dijari atau yang lain. Namun seiring berjalannya waktu anggapan tersebut memudar dan banyak yang menggandrungi si batu akik.
Nah yang akan kita bahas kali ini adalah batu akik dari tanah Bengkulu tepatnya di daerah Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara. Yaitu batu akik Red Rafflesia. Seperti halnya Red Baron di Pacitan Red Rafflesia termasuk golongan Carnelian Chalcedony. Batu ini memiliki varian yang persis pula seperti batu asal Pacitan tersebut yaitu Merah, Orange, Kuning, dan Putih. Namun yang paling banyak dicari adalah warna merahnya karena memiliki warna yang cantik dan terlihat berwibawa saat memakainya.
Red Rafflesia mungkin sudah ada sejak dulu hanya saja baru terkenal di saat ini seiring ditemukannya varian-varian baru batuan di Indonesia. Batu Red Rafflesia memiliki kekerasan 7-7,5 skala Mohs. Red Rafflesia dalam bentuk Rough atau bongkahan yang memiliki kwalitas super dihargai kisaran Rp. 5 jt. Sungguh nilai yang fantastik memngingat Red Rafflesia yang baru terkenal baru-baru ini.
Bagi masyarakat sekitar kehadiran batu Red Rafflesia memberikan berkah tersendiri. Masyarakat sekitar menjadi memiliki sebuah lapangan pekerjaan baru dengan menjual bongkahan ataupun bentuk jadi dan mendatangkan rejeki bagi mereka. Red Rafflesia ini diperkirakan akan terus melambung seiring berjalannya waktu dan akan menyamai batu-batu lain dari keluarga Chalcedony seperti halnya Red Baron dari Pacitan.
Pada akhir-akhir ini batu akik juga sangat digemari baik dari kalangan muda hingga yang sudah tua, berbeda dengan zaman dahulu yang hanya dipakai oleh para orang tua. Hal itu dikarenakan apabila ada yang memakai batu cincin atau akik akan di ledek kaya dukun. Padahal bukan itu fungsi utama dari batu akik melainkan adalah penghias dijari atau yang lain. Namun seiring berjalannya waktu anggapan tersebut memudar dan banyak yang menggandrungi si batu akik.
Nah yang akan kita bahas kali ini adalah batu akik dari tanah Bengkulu tepatnya di daerah Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara. Yaitu batu akik Red Rafflesia. Seperti halnya Red Baron di Pacitan Red Rafflesia termasuk golongan Carnelian Chalcedony. Batu ini memiliki varian yang persis pula seperti batu asal Pacitan tersebut yaitu Merah, Orange, Kuning, dan Putih. Namun yang paling banyak dicari adalah warna merahnya karena memiliki warna yang cantik dan terlihat berwibawa saat memakainya.
Red Rafflesia mungkin sudah ada sejak dulu hanya saja baru terkenal di saat ini seiring ditemukannya varian-varian baru batuan di Indonesia. Batu Red Rafflesia memiliki kekerasan 7-7,5 skala Mohs. Red Rafflesia dalam bentuk Rough atau bongkahan yang memiliki kwalitas super dihargai kisaran Rp. 5 jt. Sungguh nilai yang fantastik memngingat Red Rafflesia yang baru terkenal baru-baru ini.
Bagi masyarakat sekitar kehadiran batu Red Rafflesia memberikan berkah tersendiri. Masyarakat sekitar menjadi memiliki sebuah lapangan pekerjaan baru dengan menjual bongkahan ataupun bentuk jadi dan mendatangkan rejeki bagi mereka. Red Rafflesia ini diperkirakan akan terus melambung seiring berjalannya waktu dan akan menyamai batu-batu lain dari keluarga Chalcedony seperti halnya Red Baron dari Pacitan.
0 Response to "Red Rafflesia Carnelian Chalcedony Bengkulu"
Post a Comment